Jumat, 15 Juli 2011

Grass Root Showcase #2: Rock and Roll Tak Hanya Ditelinga



Suksesnya Grassroot Showcase #1 dengan membawa Efek Rumah Kaca—membuat Berisikradio menyelenggarakan Grassroot Showcase #2 yang juga diadakan di pelataraan Mall Teras Kota, BSD tanggal 9 Juli kemarin. Dengan tema yang diusung yaitu “ROCK’N ROLL REVOLUTION – Transformasi BRNDLS”, Rudi (AnnouncerBerisikradio) memberikan tanggapannya ketika ditanya mengapa Berisikradio mengambil tema tersebut?
Sembari sumringah Rudi menjawab, “Kenapa tema-nya Rock and Roll, kebetulan The Brandals kan baru aja rilis album, isu yang kemungkinan hangat dibicarakan orang, itulah yang Berisikradio angkat. Band yang main di Grassroot ini memang sengaja kita ambil yang sedang happening aja, dan kita ambil root-nya atau akarnya dari band tersebut.”
Satu minggu sebelum event ini dilaksanakan, Berisikradio mengadakan special interview dengan mengundang Sir Dandy untuk membahas “Rock’n Roll and Attitude”dan Bayu (Eks Gitaris The Brandals) yang juga diundang untuk bercerita perjalanan mereka dari awal terbentuk sampai berpisah dan mengomentari album DNGR8 (baca: degenerate).
Tepat pukul 19.30, honestly, belum banyak orang yang duduk di pelataran Mall Teras Kota. Namun diujung sana personil The Brandals sudah lengkap dan terlihat sedang duduk manis menyimak aksi dari Roger A sebagai band pembuka dari acara Grassroot Showcase #2.
Duo MC Gilang & Adjis Doa Ibu yang semakin eksis menemani penonton disela-selacheck sound band kedua yang akan beraksi dengan guyonan khasnya yang sudah jelas memang sedikit frontal namun sangat menghibur.
Seorang wanita berambut panjang dan berponi kini sudah berdiri tegap, ia mulai meniupkan harmonika-nya dengan panjang kemudian memainkan sebuah lagu. Dua personil pria kemudian melakukan acrobat gitar dengan mantap membuat para penonton hampir tak berkedip. Mereka adalah Wonderbra! Tiga personil laki-laki dan satu wanita pada vokalis mengundang para penonton bertepuk tangan. Ceritanya persis seperti Grass Root #1 yang terpotong sebentar karena hujan. Saat Wonderbra memainkan lagu ketiganya, hujan rintik-rintik mulai turun bahkan dengan cepat terasa sangat deras. Namun Wonderbra tak menghentikan permainannya, bahkan sang vokalis-Thera semakin bersemangat. Thera mengibaskan rambut panjangnya sehingga menggoda para photographer untuk mengabadikan dirinya.


Dan lagi, persis seperti Grassroot Showcase #1, hujan tidak lama berhenti. Ketika The Aftermiles menjadi band ketiga yang membawakan tiga lagu juga, pelataran MallTeras Kota saat itu sudah penuh dengan penonton. The Aftermiles terlihat sangat aktarktif. Mereka dengan sengaja memberikan sepotong intro agar penonton ikut bernyanyi.
Setelah tiga band tersebut beraksi, sesuai dengan run down, giliran Sir Dandy yang beraksi. Pria berkacamata hitam ini malam itu membawa Joey (21 Night) pada bass, Widi (Maliq & The Essentials) pada keyboard, Ildo Reynardian (L’Alphalpha) pada drum dan Hasief (Jurnalis Majalah Rolling Stone) pada gitar.
“Jakarta Motor City” menjadi lagu pertama. Beberapa orang menghentakan kakinya dan disamping saya para pria tertawa terbahak-bahak mendengar lirik-nya. Seringkali mereka mengucapkan “Wahaha kocak sumpah!”. Lagu “Juara Dunia” dengan kalimat saktinya “Sikat John” yang sudah diteriakkan oleh banyak penonton sedari awal akhirnya dibawakan setelah lagu kedua.
“Anggur Merah” kemudian menjadi lagu keempat dan tepat sekali lagu “Sekdrag” dibawakan sebagai lagu terakhir yang kemudian digunakan Sir Dandy untuk menasehati anak muda. “Astaghfirullah…” begitu Sir Dandy mengucap setelah dinyanyikannya lagu tersebut. Sir Dandy CS terlihat sangat kompak malam itu walau pada lagu ketiga, Sir Dandy tiba-tiba meminta berhenti karena nadanya kurang enak didengar, hal tersebut membuat para penonton lagi-lagi tertawa.
BRNDLS (The Brandals) sebagai band yang diangkat sejarah kesuksesannya oleh Berisikradio membawa banyak penonton maju ke bibir panggung dan menutupi sebagian penonton lain yang memilih untuk duduk. Nampaknya malam yang dingin selepas hujan turun tak membuat para Brigade Rock and Roll (sebutan untuk fans The Brandals) menjadi tak bersemangat.
Lagu “Start Bleeding” dari album DGNR8 yang baru saja dirilisnya menjadi lagu pertama. Lanjut ke lagu “Awas Poliezi”  yang secara otomatis mengajak para penonton ikut berteriak “Awas Polizei…”

Lalu siapa yang tak kenal lagu ini? Intro-nya saja sudah membawa suasana semakin panas. Semakin banyak penonton yang maju. Hampir semua ikut bernyanyi dan selalu ada disebagian tempat—satu hingga dua orang menikmati dengan memejamkan mata dan menggoyangkan tubuhnya sendirian. Ya! “Obsesi Mesin Kota” menjadi lagu keempat. Dan tak disangka “100 km/jam” menjadi lagu terakhir yang dibawakan BRNDLS. Lagu yang juga tak asing ditelinga itu mengobati kerinduan buat saya (mungkin yang lain) dengan aksi Eka Anash.
“Walaupun musiknya berubah tapi karena emang gue fanatik jadi gue tetep suka. Musiknya si enakkan yang dulu, yang sekarang emang lebih rapih, tapi yang sekarang juga bagus-bagus lagunya.” kata Andri salah satu Brigade Rock and Roll dari Bintaro ketika ditanya tanggapannya melihat aksi The Brandals dengan transformasinya menjadi BRNDLS. “Malem ini puas liat The Brandals” lanjut Andri. Terlihat wajah senang para beberapa Brigade Rock and Roll yang malam itu dapat mengangkat Eka Anash ke udara.
Jika akhir-akhir ini beberapa penikmat musik sedang berdiskusi tentang Rock and Roll Indonesia, ada baiknya sebagai anak muda kita memang harus mengambil hal positif dari musik Rock and Roll. Bagaimana kita merubah mind set orang Indonesia terhadap musik Rock and Roll yang terkesan negatif.
Seperti kata Rudi – Berisikradio, “Rock and Roll buat gue bukan cuma ditelinga, tapi lebih ke attitude, lebih ke perjuangan, ya lebih ke culture. The Brandals salah satu band yang  jalur suksesnya dengan cara Rock and Roll.” Atau seperti kata Ervin Kumbang (Wartawan), “Musik pun harus memiliki keasadaran kelas! Dan Rock and Roll adalah salah satu iman yang sangat peduli dengan kesadaran kelas.”
The Brandals dengan transformasinya menjadi BRNDLS diharapkan dapat menjadi band Rock and Roll Indonesia yang tak perlu lagi dibanding-bandingkan dengan band barat lagi. Malam Rock and Roll Revolution itu semoga menjadikan perubahan sejarah bahwa Indonesia memang punya band Rock and Roll.

Text dan Foto oleh: Elistania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment