Sabtu, 21 April 2012

Saya Ingin Putih



#Jurnalisme Sastrawi
            Akhir-akhir ini banyak media massa menyoroti tempat-tempat pembuatan pemutih wajah di sejumlah daerah. Banyak korban penipuan dari produk pemutih oplosan tersebut, dan 99% dari mereka adalah perempuan.
            Kali ini saya tidak akan bercerita bagaimana saya melakukan investigasi ke tempat pembuatan produk tersebut, atau dengan nekat menemui pembuatnya di daerah-daerah terpencil. Hanya saja saya telah berhasil menemui seorang gadis yang adalah korban dari produk pemutih tersebut di Desa Pare, Kediri – Jawa Tengah.  
            Saat ditemui, Susi (nama samaran) yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas ini—menutup wajahnya dengan kain sarung berwarna cokelat kusam. Ia menolak ketika saya ingin mewawancarainya. Kemudian saya mencoba menghampiri ke-kamar-nya dengan hati-hati, bermaksud ingin memintanya untuk berbagi cerita mengenai produk pemutih yang ia pakai.
            Suasana kamar yang kecil tampak ramai karena disetiap sudut dipadati dengan poster-poster K-Pop yang ia idolai. Banyak juga poster-poster girl band dan boy band Indonesia yang sering nampang di acara TV pagi hari.
“Itu girl band asal Korea kesukaan saya” Jelas Susi pada saya tanpa saya tanya. Secara tidak sadar, ia telah membuka kain yang sedari tadi menutupi wajahnya.
            “Apa namanya?”
            “2NE1, Mbak” Seru Susi tersenyum lebar. Walau senyum tersebut kurang jelas karena kulit sekitar bibirnya mengkerut. Bercak merah menutupi hampir seluruh kulitnya.
            Secara cepat Susi bangun dari duduknya dan berdiri didekat saya, “Kalo yang ini TARA, yang ini SUJU. Nah… ini SNSD, Mbak. Tau, kan?”
            Saya mengangguk kecil tersenyum padanya. Perlahan saya mendekatinya dan mulai bertanya…
            “Kamu… sejak kapan pakai produk pemutih itu?”
            Susi terdiam. Dapat dipastikan wajah Susi saat itu asam. Ia tak menatap saya se-antusias tadi. Susi duduk dan tatapannya kosong menatap tembok.
            “Belum lama, kok, Mbak.”
            “Maaf kalo saya banyak tanya ya.” Suasana menjadi sangat hening dan kaku. Saya merasa bersalah karena telah memintanya mengingat-ingat rasa perih tersebut.
            “Saya hanya ingin putih seperti Nisa Cibi (Cherry Belle), Mbak. Ingin seperti orang-orang Korea yang kulitnya mulus. Saya hanya ingin putih” Ucapnya pelan dan perlahan, bahkan bagian terakhir suaranya terdengar sangat lirih. Kini kulit wajahnya dibasahi air mata yang tulus ingin putih itu.
Kartika Jahja: “Banyak orang bilang, kulit cewe itu harus putih biar disukai para laki-laki. Mereka, sih, enak produknya laku dapet duit banyak. Kita? Kantong kita dikuras terus supaya beli produknya. Padahal, pada dasarnya kan kulit kita, perempuan Indonesia, memang tak putih.” (Ujar Kartika Jahja saat mengisi event di UI – Desember 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment