Minggu, 08 Mei 2011

Grass Root Showcase #1: Adrian Efek Rumah Kaca: “Kami Belum Legend”



Setelah Berisik Radio sukses menjalani serangkaian Pre-Event Grass Root Showcase #1 – Tribute to Efek Rumah Kaca selama satu bulan, akhirnya acara puncak yang telah ramai di-publish di dunia maya berhasil membawa banyak penonton duduk manis di pelataran luar Mall Teras Kota, BSD. Sayangnya, keterlambatan sound yang datang menghambat acara ini dan mengharuskan penonton menunggu dua jam lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Namun hal tersebut tetap tak memadamkan semangat para penyimak Efek Rumah Kaca disana.
Distorsi Alam Timur, The Simple Sample, dan Project Cyrious, tiga band indie ini sukses memanaskan arena dengan membawakan masing-masing tiga lagu. Satu diantaranya meng-cover lagu yang sama dari Efek Rumah Kaca, yaitu Di Udara.
Distorsi Alam Timur menjadi band pembuka dari acara ini. Aku Bukan Mereka—lagu pertama yang dibawakan cukup menarik perhatian para penonton. Namun saat pertengahan lagu Di Udara, hujan mulai turun. Dan panggung tak beratap ini seketika membuat penonton berhamburan dan para crew berlarian untuk melindungi sound system. Akan tetapi Distorsi Alam Timur tidak langsung menghentikan permainan ciamik mereka, dan karenanya para penonton bertepuk tangan salut.
Tampaknya hujan mengerti banyak orang di Teras Kota yang sudah tak sabar ingin melihat Efek Rumah Kaca. Hanya menunggu kurang lebih 15 menit, hujan berhenti turun, dan para crew mempersiapkan peralatan lagi.  Distorsi Alam Timur pun melanjutkan permainan mereka kembali.
Band kedua, yaitu The Simple Sample, membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul Tukang Siomay, sangat ear-catching dan membuat beberapa penonton menghentakkan kaki. Kemudian dengan gaya vintage mereka meng-cover lagu Di Udara menjadi lagu yang tidak muram, sungguh jauh dari aslinya.
Project Cyrious menjadi band ketiga yang tampil. Setelah membawakan lagu Run di awal, mereka selanjutnya meng-cover lagu Di Udara dengan gaya visual trend rock-nya yang membuat lagu ini menjadi lebih gelap dan mengawang. Philadelphia Experiment dan Seven Worlds kemudian menjadi lagu milik mereka yang terakhir dibawakan.
Disela-sela check sound, dengan kejahilannya, duo MC Gilang dan Adjiz membagi-bagikan hadiah melalui kuis yang cukup menghibur para penonton. Dan Primitife Zinesebuah mini zine tentang musik dan sosial membagikan Primitife Zine Vol. 003 gratis. Sementara itu, Di Udara Zine, yang sejak  awal kemunculan ERK ingin memberikan apresiasi terhadap karya-karya Efek Rumah Kaca, membagikan 4 edisimini zine mereka dalam bentuk CD.  
Kami pun menggunakan kesempatan check sound ini untuk menghampiri Adrian (Bassis Efek Rumah Kaca) yang sedang duduk didampingi Istri-nya. Ketika ditanya bagaimana perasaannya dibuatkan tribute seperti ini, Adrian kurang lebih mengatakan “Sebenarnya Efek Rumah Kaca belum pantas untuk dibuatkan tributeseperti ini, karena kami belum legend.” Tapi ia mengaku sangat senang dan berterima kasih karena banyak yang mengapresiasi karya Efek Rumah Kaca.


Berbeda dengan Adrian, ketika diberikan pertanyaan yang sama, Cholil (Vocalis Efek Rumah Kaca) dengan gaya cuek dan usilnya menjawab, “Hal pertama yang terlintas pas tau Berisikradio mau buat tribute gini gue cuma bilang: Duh! Berisikradio repot-repot amat mau buatin tribute. Efek Rumah Kaca kan band baru, baru berapa tahun kita bermusik”. Kami tertawa masih dengan memaksa berharap ia mengatakan perasaannya lagi.
Sementara itu, Yuri—manager Efek Rumah Kaca menambahkan, “Buat gue tributeitu bukan hanya harus dengan membawakan lagu-lagu Efek Rumah Kaca atau meng-cover-nya, tetapi justru Pre-Event yang selama satu bulan itu yang utama, itulah sebuah apresiasi yang besar untuk Efek Rumah Kaca”. Ia juga mengatakan bahwa tribute bisa menjelma menjadi berbagai macam bentuk, salah satunya fanzineDi Udara.
Performance Leonardo Ringo  menjadi yang terakhir sebelum akhirnya Efek Rumah Kaca bermain. “Album pertama Efek Rumah Kaca buat gue one of the best. Dan kalian gue harap jangan hanya suka ERK hanya karena musik-nya, tetapi juga karena lirik dan selami nasihat-nasihat-nya Cholil.” Sesuai janji-nya saat di-interview Berisik Radio, Leonardo Ringo akan membawakan lagu bertemakan politik malam ini. “Gue tau lagu ini ga bakal sekeren lagu-lagu Efek Rumah Kaca,” ungkap Leonardo.
Dan setelah selama kurang lebih 4 jam menunggu, tepat pukul 11 malam, Cholil, Adrian dan Akbar berada di posisi-nya masing-masing sebagaimana yang sudah dinantikan. Semua beranjak dari duduknya dan berlarian maju ke tempat yang lebih dekat untuk menyimak Efek Rumah Kaca.
Tanpa mengucap satu atau dua kata, Tubuhmu Membiru Tragis langsung berdendang dengan manis. “Terimakasih untuk Berisikradio, Primitife Zine, Di Udara Zine, dan untuk kalian semua yang datang. Tribute ini bukan berarti akhir dari kami, karena kami masih punya kejutan yang lainnya”. Ucap Cholil panjang sebelum akhirnya membawakan lagu Aku dan Kau Menuju Ruang Hampa, mendengarnya para penonton tepuk tangan meluap bahkan banyak yang menjerit “Cholil…..!”.

Tiada henti penonton bernyanyi bersama-sama. Mungkin ini yang selalu berkesan dan menjawab mengapa banyak penyimak Efek Rumah Kaca selalu ketagihan untuk melihat performance mereka. Adalah karena Cholil selalu menghayati tiap menyanyikan lagu dan membuat para penonton secara otomatis mengikuti alunannya. Adalah juga karena ketika Cholil memejamkan mata membuat penyimaknya suka lupa diri bahwa ia sedang diantara kerumunan. Dan karena Adrian walaupun sakit selalu berusaha tampil maksimal, atau juga karena Akbar membuat banyak wanita gemetar hatinya saat ia memukul drum. Performance Efek Rumah Kaca selalu menjawab mengapa para penyimaknya sangat mengagumi mereka.
Melancholia, Sebelah Mata, Hilang, Laki-laki Pemalu, Desember, Lagu Kesepian, Mosi Tidak Percaya, dan akhirnya Di Udara menjadi penutup acara Grass Root Showcase #1 – Tribute To Efek Rumah Kaca. Penonton seakan tak rela melepas malam itu. Seketika Cholil menatap mata Yuri seperti mengisyaratkan “1 lagu lagi”, namun sayang saat mengetuk mic, “Yah.. Sudah mati,” ucap Cholil sembari cemberut dan mengangkat bahunya. Semua pun kecewa meng-huuuuu kan bagian sound system.
Usai sudah malam yang penuh dengan ke-ERK-an ini. Dengan berakhirnya rangkaian acara Grass Root Showcase #1 yang diselenggarakan Berisik Radio, maka berakhir pula tribute pertama bagi Efek Rumah Kaca, serta koor merdu para penyimak ERK di pelataran luar Mall Teras Kota. Akan tetapi, apresiasi dan kekaguman publik untuk Efek Rumah Kaca tak akan berhenti sampai disini. Tak akan berhenti oleh sebuah penghargaan besar berjudul Tribute.

Teks dan Photo oleh: Elistania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment