Efek Rumah Kaca – Psycho Celebration
Hujan akhir-akhir ini senang sekali menyapa kita pada hari sabtu dan minggu. Kalian merasa tidak? Kalau saya sih merasa dan selalu ingat—karena setiap kali ingin menikmati weekend, baru saja ingin jalan “Loh kok hujan?”. Bukan tidak mau mensyukuri, tapi bagi saya dan kalian yang suka dateng ke Gigs—yang seringkali diadakan pada hari sabtu dan minggu pasti merasa terhambat, dong? Apalagi para pengendara tak beratap (baca: sepeda motor).
Kemarin, sabtu 7 Mei, Efek Rumah Kaca bermain dalam acara Psycho Celebration yang diadakan Fakultas Psychology UIN. Sesuai status di FB Efek Rumah Kaca yang saya lihat, mereka akan bermain pukul 16.00. Saya yang sedari satu minggu lalu telah menyiapkannya, menyusul jadwal, memikirkan pakai baju apa sudah membayangkan bakalan seru nih!
Namun semua itu terhambat karena saya terjebak hujan di rumah sendiri. Hujan deras datang sejak pagi dan tidak berhenti hingga sore menjelang. Semua berubah menjadi serba ribet ketika jam sudah menunjukkan pukul 16.00, sementara perjalanan dari rumah ke UIN menghabiskan kurang lebih 40 menit. Tetapi hujan tak bisa dijadikan alibi untuk membatalkan jadwal menikmati gigs, ya kan? Apalagi untuk menyimak penampilan band favorite kita J Berharapnya sih ngaret acaranya, namun ternyata saya telah melewatkan lima lagu.
Walau begitu, saya bersyukur masih dapat melihat Cholil CS yang membawakan lima lagu lagi, plus senangnya karena ada bang Adrian yang bisa bermain hari itu. Lagu Hujan Jangan Marah menyambut saya sesampainya di parkiran motor Fakultas Psychology. Senang! Hujan yang deras itu telah berhenti dan langit senja mulai menggantikan awan kelam. Tak padat oleh penonton juga salah satu faktor yang membuat saya senang.
Angin bersemilir membawa saya terhanyut oleh suasana ketika bang Cholil membawakan lagu Jangan Bakar Buku. Susana seperti ini mengingatkan saya ketika menyimak ERK di Gunadarma, kurang lebih bang Cholil bilang “Saya suka hari ini. Cuacanya sejuk, tidak terlalu padat juga”. Dan memang yang saya lihat hari itu bang Cholil membuka senyumnya lebar-lebar. Bahkan sedikit bercerita tempat tongkrongannya di warung samping UIN, lalu tempat ia suka iseng-iseng buat lagu—sembari menunjuk mantap.

Lagu Cinta Melulu dan Di Udara membuat penonton lebih emosi. Beberapa jingkrak-jingkrak, tepuk tangan tak henti, bernyanyi, sesekali berteriak khas lagu Cinta Melulu “Wuuu…uuuu…”.
Tetapi yang paling berkesan hingga saat ini ialah ketika mendengar intro lagu Desember mulai dimainkan Cholil. Semua langsung senang tak karuan, bernyanyi bersama dibawah langit yang indah dan udara yang sejuk. Pas sekali lirik dan suasaanya. Hey… ternyata hujan tak selalu buruk. Setiap titiknya menyisakkan suasana yang membuat kita terhanyut, apalagi mendengar suara seorang Cholil Mahmud—dijamin kejenuhan akan aktivitas setidaknya berkurang J sedihnya lagu yang berkesan tersebut menjadi lagu penutup acara Psycho Celebration.
Kalau dipikir-pikir, bukan cuma penonton yang senang dengan suasana seperti itu, lebih lagi pasti pemainnya yang nyaman karena alam dan musik menyatu. Lihat saja bang Cholil senyumnya hari itu berbeda, saya jadi merinding. Hujan mugkin menjadi hambatan, bahkan orang terkadang murka terhadapnya, tapi sisanya sungguh sangat nikmat. Hujan terimakasih J

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave comment