Sabtu, 10 September 2011

Ilmu dari Kandang The Kuda



Perkenalan itu datang dari seorang teman lagi. Kali ini seorang teman yang baik hatinya dalam mengapresiasi band milik temannya. Misba Hudin namanya. Mis sudah lama meminta saya interview The Kuda.
Ha? Band apakah itu? Saya tidak pernah mendengarnya.
“Oke oke kalo waktunya udah senggang gue interview, Mis. Hehe.” Maklum saat itu masih disibukkan dengan jadwal kuliah.
Sampai akhirnya Mis terus bertanya “Kapan bisanya, Tan? Supaya disesuain sama The Kuda-nya.”
Wehh oke. Saya yang sudah libur dibulan Ramdahan, akhirnya berangkat ke tempat yang kata Mis “Kita bakalan ke Kandang The Kuda-nya Tan, di Ciluer”. Hmmmm

Sesampainya disana, sebagaimana yang telah saya deskripsikan dalam tulisan untuk Gigsplay, tempat itu adalah warnet kecil yang di halamannya berdiri sebuah gerobak bernama Lucky Crepes. Ada ruang untuk siaran Lemes Radio, kemudian ada juga tempat taro barang-barang Lapak Lapuk Street Store.



Saat saya sampai, ruang tersebut sangatlah berantakan! Beberapa orang didalamnya panik. Nampak habis begadang tadi malamnya. Sebagian keluar untuk menyalami saya, “Eh halooo”. “Maap berantakan namanya juga Kandang”. “Eh kayaknya sering ketemu”. Lalu sambil mengucek-ngucek mata, merapihkan kasur lipatnya, keluar masuk kamar mandi dan hingga akhirnya kami berada di dalam satu meja untuk melakukan Tanya Jawab. Yihaaaaaaaaaa!



Lucu nih. Adipati aka Manusia Gua (nama akun Facebook-nya) sebelum saya Tanya sudah membeberkan duluan dengan bercerita panjang bahwa “Kita semua ini Pedagang”. Sampai cerita dibalik nama The Kuda. Tentu dalam hati saya bilang, ini frontman-nya The Kuda nih kayaknya. Dari mukanya si seniman abis. Pake kain dan diikatkan ke kepala menggambarkanbahwa seni-nya tinggi. Hahaha!
Eh! Tapi saya salah! Yang rajin bicara ternyata semuanya. Kecuali Nanu sang Bassis yang nampaknya letih. Wajahnya sedikit pucat karena kurang tidur sepertinya (Get well soon, Nanu).
Idham (Gitaris) banyak menjawab pertanyaan, dibantu si Manusia Gua. Begitupun Jamur (Gitaris) yang pelan-pelan sekali jawabnya tapi Pasti! Mereka active sekali ketika saya hanya memberi satu pertanyaan, dijawabnya dengan buaaanyak jawaban hingga sambung menyambung ke hal lain.
Dan jujur saja, itu bukan tugas yang mudah. Ketika mendengarkan hasil rekamannya, saya harus memundurkan dan memajukkan “Seek” – WMP berulang-ulang kali. Mencocokkan dan mengedit jawaban yang pas untuk di taro dibawah pertanyaan. Namun saya ingin jujur lagi, bahwa interview kali ini benar-benar yang paling menarik hati saya.

Kesederhanaan adalah satu kata awal yang paling cocok untuk The Kuda. Polos mungkin sambungannya hihi. Mereka asik bercerita bagaimana merilis album yang apa adanya. Dengan dana yang pas-pas-an. Melihat mereka yang gaptek apalagi itu lucu sekali. Mereka yang juga bercerita diajak gigs anyar seperti Superbad, launching Zeke Khaseli, melihatkan sosok sosok yang ga meninggi tapi juga tidak merendahkan. Ya begitu….Apa adanya!
“Kalo karya-nya Jujur, kita pasti dapet hasil yang maksimal. Ga usah dipaksain” #QuotebyManusiaGua.

Dan entah kenapa sepulang dari Kandang The Kuda, saya merasa energy menulis saya banyak lagi. Apa adanya dan tak usah dipaksakan! Itu berlaku juga dalam menulis. Dalam perjalanan menuju pulang, saya menanamkan kata-kata tersebut. Saya kembali menulis untuk blog sayaaa. Yang apa adanyaa J J

Hari itu, jam lima sore saya ada janji. Dengan interview yang saya rasa masih kurang, saya berkunjung lagi tanggal 8 September.
Kamis sore itu, di Kandang, hanya ada Adipati dan beberapa announcer Lemes Radio. Saat saya datang, Adipati terlihat sibuk dengan kertas nasi dan spidol ditangannya. Rupanya ia sedang menulis daftar harga makanan yang ia jual. Ya! Adipati itu Manusia Gua yang jago masak. Ia adalah chef Crepes, Mie, Nasi Goreng, pembuat kopi liong yang handal.
“Wah gue udah janji ya mau bikinin Crepes buat lo”. Langsung saja dibuatkannya saya “Sesajen”-(Adipati menyebutnya sesajen). Crepes keju feat cokelat feat kacang, juga ditemani Teh Tubruk hangat yang manis khusus untuk saya sore itu J



Saya sharing-sharing seputar gigs di Bogor dengan kakak-nya Idham, sementara sambil menunggu Nanu, Jamur, dan Idham yang sedang dalam perjalanan ke Kandang. Sedangkan Adipati masih sibuk beres-beres untuk jualan-nya.






Ba’da magrib, nasi yang dimasak Adipati sudah matang. Saya bersama yang lainnya pun nge-liwet. Asik sekali. Adipati yang sedari tadi sibuk ternyata memasak tempe orek pedas dan martabak telur. Enakkkkk!!!! Saya yang perempuan saja mungkin tak sehebat ia.



Ohya sebelum makan, Jamur tepat sekali datang dan kemudian kami berbincang-bincang sedikit untuk melengkapi interview kemarin.
Setelahnya, maksud hati sih ingin mengabadikan foto mereka di depan bendera The Kuda, namun sayang hingga pukul 20.00 Nanu dan Idham masih terjebak hujan. Saya yang niat dari awal ingin mengabadikan diri di depan bendera The Kuda, akhirnya ber-narsis riaa. Yihaaaa...



I LOVE THE KUDA!!!



Senyum paling mempesona tahun 2011


Sorry yang ini bukan saya yang mau, tapi ide gila mereka. Jamur menyebutnya, "Gue, lo, Adipati dan wanita tak berbaju". Adipati bilang, "Jamur need a woman". And i said, "KODE" *Terkekeh*



Narsis parah kan kitaaaaaaaaaa :))

Pukul 20.30 saya memutuskan untuk pulang, dan saya pasti akan Bermain ke Kandang The Kuda lagi. Ikut yuk kawan!

Simak interview saya dengan The Kuda disini : The Kuda: Mau yang Terbaik, Bukan yang Terbagus






           

2 komentar:

  1. obrolan tentang the kuda yang mandiri sudah pernah saya dengar, tapi fotonya baru liat dari blog ini.kok link di gigsplaynya ga bisa dibuka ya?salam kenal, saya pernah liat the kuda tampil di bogor.kayanya itu penampilan pertama mereka,di event bogor rendezvous di olounge cafe. mereka jual album pertama mereka yang isinya empat lagu dan sealbum beres selama lima menitan.haha.ayo kita support the kuda

    BalasHapus
  2. aloha rheza... menyesal sekali baru buka blog, dan baru bisa balas komen mu setelah lamanya. ahhh iya sangat disayangkan juga, karena Gigsplay telah bereformasi website-nya sebanyak dua kali, jadi interview saya dg The Kuda hilang begitu saja. nanti saya akan post di post yg sama juga.

    ohya? kamu orang Bogor? hoho saya tak akan berhenti support The Kuda, they so fuckin' awesome! terimakasih komennya, salam kenal :)

    BalasHapus

leave comment